Selasa, 25 Mei 2010

Daftar Senjata Tradisional Indonesia

Berikut ini nama – nama senjata tradisional dari berbagai daerah di Indonesia. Mungkin tulisan ini dapat sedikit membantu meskipun mungkin ada dari beberapa propinsi yang kurang lengkap dan sebagainya, sumber – sumber literatur sedang di gali lagi sehingga lebih lengkap.

* Senjata Tradisional dari Provinsi DI Aceh – Nanggro Aceh Darussalam adalah Rencong
* Senjata Tradisional dari Provinsi Sumatera Utara – Sumut adalah Piso Surit, Piso Gaja Dompak
* Senjata Tradisional dari Provinsi Sumatera Barat – Sumbar adalah Karih, Ruduih, Piarit
* Senjata Tradisional dari Provinsi Riau adalah Pedang JenaWi, Badik Tumbuk Lado
* Senjata Tradisional dari Provinsi Jambi adalah Badik Tumbuk Lada
* Senjata Tradisional dari Provinsi Sumatera Selatan – Sumsel adalah Tombak Trisula
* Senjata Tradisional dari Provinsi Lampung adalah Terapang, Pehduk Payan
* Senjata Tradisional dari Provinsi Bengkulu adalah Kuduk, Badik, Rudus
* Senjata Tradisional dari Provinsi DKI Jakarta adalah Badik, Parang, Golok

* Senjata Tradisional dari Provinsi Jawa Barat – Jabar adalah Kujang
* Senjata Tradisional dari Provinsi Jawa Tengah – Jateng adalah Keris
* Senjata Tradisional dari Provinsi DI Yogyakarta – Jogja – Jogjakarta adalah Keris Jogja
* Senjata Tradisional dari Provinsi Jawa Timur – Jatim adalah Clurit
* Senjata Tradisional dari Provinsi Bali adalah Keris
* Senjata Tradisional dari Provinsi Nusa Tenggara Barat – NTB adalah Keris, Sampari, Sondi
* Senjata Tradisional dari Provinsi Nusa Tenggara Timur – NTT adalah Sundu
* Senjata Tradisional dari Provinsi Kalimantan Barat – Kalbar adalah Mandau
* Senjata Tradisional dari Provinsi Kalimantan Tengah – Kalteng adalah Mandau, Lunjuk Sumpit Randu
* Senjata Tradisional dari Provinsi Kalimantan Selatan – Kalsel adalah Keris, Bujak Beliung
* Senjata Tradisional dari Provinsi Kalimantan Timur – Kaltim adalah Mandau
* Senjata Tradisional dari Provinsi Sulawesi Utara – Sulut adalah Keris, Peda, Sabel
* Senjata Tradisional dari Provinsi Sulawesi Tengah – Sulteng adalah Pasatimpo
* Senjata Tradisional dari Provinsi Sulawesi Tenggara – Sultra adalah Keris
* Senjata Tradisional dari Provinsi Sulawesi Selatan – Sulsel adalah Badik
* Senjata Tradisional dari Provinsi Maluku adalah Parang Salawaki / Salawaku, Kalawai
* Senjata Tradisional dari Provinsi Irian Jaya – Papua adalah Pisau Belati

Dewasa ini adat istiadat dan kebudayaan khasanah bangsa Indonesia kurang mendapat tempat di kalangan kaum muda, disisi lain negeri tentangga suka jiplak menjiplak budaya kita , ironis memang !!!

Rabu, 19 Mei 2010

Filosofi Sabuk pada Tae Kwon Do

Setiap tingkatan / Geup di Taekwondo berdasarkan Sabuk, dimana Sabuk di dalam Taewkondo memiliki filosofi sendiri untuk warna yang ada pada Sabuk tersebut, berikut arti dari masing - masing Sabuk yang ada di Taekwondo

* Putih melambangkan kesucian,awal/dasar dari semua warna,permulaan.
* Kuning melambangkan bumi,disinilah muali ditanamkan dasar-dasar TKD dengan kuat.
* Hijau melambangkan hijaunya pepohonan,pada saat inilah dasar TKD mulai ditumbuhkembangkan.
* Biru melambangkan birunya langit yang menyelimuti bumi dan seisinya,memberi arti bahwa kita harus mulai mengetahui apa yang telah kita pelajari.
* Merah melambangkan matahari artinya bahwa kita mulai menjadi pedoman bagi orang lain dan mengingatkan harus dapat mengontrol setiap sikap dan tindakan kita.
* Hitam melambangkan akhir,kedalaman,kematangan dalam berlatih dan penguasaan diri kita dari takut dan kegelapan.

Perubahan warna sabuk,harus memperlihatkan perubahan menyeluruh sikap hidup kita.
Posted by Koguryo Taekwondo Surakarta

Selasa, 18 Mei 2010

Fight: Beladiri Yang Benar-benar Terbaik ??

Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan tentang real fight (pertarungan sebenarnya) , banyak yang mengatakan beladiri yang terbaik adalah beladiri yang bisa dibuat untuk real fight, loh? apakah ada style beladiri yang tidak bisa dibuat pertarungan yang sebenarnyah?

Bagi saya semua style beladiri sama bagusnya, tetapi yang berbeda adalah faktor pelaku, style MA itu hanya dasar2 secara keilmuan yang menuntun dalam kita belajar secara terarah, cuma memang ada penekanan2 tentunya, ada yang menekankan pada beladirinya, ada yang pada olahraga, kesehatan dll.

Basic saya Kuntao, Pencak Silat dan Eskrima, begitu ketemu Silat aliran lain, ketemu temen2 Aikido, temen2 Karate, Krav Maga, beladiri China dll, begitu banyak kesamaan teknik, mungkin bedanyah hanya pada detail2nya, toh manusia diciptakan tidak ada yang punya lebih dari 2 tangan, 2 kaki dan satu kepala....

Bagaimanapun apapun labelnyah, mau olahraga, kesehatan, atau beladiri murni, toh tetep melatih untuk memanfaatkan kelebihan kita sebagai manusia...

Yang suka diributkan pada beladiri adalah bisa ga untuk "real fight"?? Kesempatan untuk real fight itu berapa banyak sih? Apa kita belajar beladiri hanya untuk cari kemenangan? Kalau anda adalah orang jalanan/preman mungkin tiap hari harus was2 karena bakal ketemu Real Fight!! Orang2 yang berhubungan dg Army, Kepolisian, Satuan Pengamanan dll. ajah ga tiap hari perang.

Real fight adalah tanpa aturan, dan justru tanpa aturan itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin, dan ini udah ga ada hubungannya dg style ilmu beladiri, apapun style beladirinya, kalau kita tau menggunakan cara kotor dan curang, kemudian mau melatihnyah disamping pelatihan yang inti, tentunya bisa kan? Atau kalau ada style yang klaim selalu menggunakan cara2 kotor, lha apa itu juga dilatih tiap hari yang kotor2 tersebut? Untuk beladiri sport, tinggal manusia yang menggunakannya mau tidak memakai cara kotor? kalau mau ya tentunya sudah menjadi tanpa rules.

Dan seandainya mau dikembalikan lagi pada difinisi Martial Arts sebagai ilmu perang, mana ada perang tanpa senjata?? ya silahkan dg pelatihan beladiri bersenjata: bisa pedang, pisau, stickfighting dll atau dalam keadaan terdesak bisa memanfaatkan semua yang ada disekitar kita sebagai senjata.

Sebaliknya begitu banyak juga style MA yang diklaim bisa buat real fight, tapi sekali lagi apakah langsung bisa dibuat real fight? masih banyak faktor kan? terpenting semua kembali bergantung pada manusia yang menjalankannya, mau dibawa kemana arts tersebut. (hartcone)

Bentuk Bodi dengan Gabungan Bela Diri

MESKI serupa, variasi gerakan kick and punch lebih fleksibel dibanding body combat. Selain membakar kalori, juga melatih otot tubuh melalui gerakan beladiri ringan.

Anda tentu ingat aktor kawakan Bruce Lee si pencetus Jet Kun Do, ataupun Steven Seagal, pemilik Dan 7 Aikido. Gaya mereka yang lincah dalam menjatuhkan lawan tampak cool di film-film yang mereka perani.

Wajar, mereka yang biasa melakukan latihan beladiri atau martial arts (apa pun jenisnya) umumnya memiliki bentuk tubuh sempurna dengan otot-otot tajam. Selain itu, kesehatan mereka pun sangat terjaga.

Kick and punch adalah sebuah kombinasi latihan di pusat kebugaran yang berhasil memadukan beragam beladiri seperti karate, taekwondo, tinju, pencak silat, dan aerobik. Bedanya, latihan kick and punch tanpa alat tambahan dan tidak menyentuh lawan.

Bergaya bak beladiri nyata, latihan ini sangat berguna terutama untuk melatih kardiovaskuler (pernapasan) semua otot dari kepala hingga kaki, termasuk juga membakar kalori. Uniknya, semua gerakan tersebut sifatnya anatomis, yakni gerakan yang biasa kita lakukan sehari-hari.

"Program kick and punch sengaja dirancang dari gerakan anatomis manusia seperti menaiki tangga, berlari, jongkok, dan lainnya," tegas Nurdin, Health Club Manajer Hotel Shangri-La Jakarta. "Hanya, intensitasnya diubah demi tujuan tertentu, seperti melatih kardio, otot, dan pembakaran lemak. Tentu, dikombinasikan pula dengan aerobik yang fun dan energik," tambahnya.

Latihan kick and punch sebenarnya hanya terdiri atas dua gerakan utama, yakni menendang (kick) dan memukul (punch). Keduanya lantas dikombinasikan dengan aerobik untuk melatih semua otot tubuh. Dalam sekali latihan (durasi satu jam), kata Nurdin, kalori yang dibakar mencapai 700. Jumlah yang cukup besar.

Karena bersifat anatomis, latihan ini sangat gampang dilakukan oleh semua usia, baik laki-laki maupun perempuan. Bagi pemula, biasanya akan diajarkan dasar-dasar gerakan dengan pilihan tingkat kesulitan. Mulai yang termudah hingga tersulit.

Bila baru pertama kali mencoba, lakukan gerakan yang paling ringan. Setelah itu, baru beralih ke tingkat yang lebih sulit. Ini akan berpengaruh terhadap proses pembentukan ataupun pembakaran kalori tubuh.

Mengenal Gerakan Dasar

Seperti umumnya latihan di pusat kebugaran, program kick and punch juga memiliki tahapan yang wajib diikuti semua pesertanya. Peserta yang datang terlambat dilarang mengikuti kelas langsung.

Selain dapat "mengganggu" kelas, hasil yang ia dapat juga tidak akan maksimal. Selain itu, dampaknya pada otot tubuh lumayan fatal. Sebab, sebelum kick and punch dimulai, peserta harus terlebih dulu melakukan pemanasan dan peregangan, minimal 15 menit, termasuk di dalamnya pengenalan gerakan dasar, dan pre-aerobik selama 10 menit. Jika tidak, bisa pegal atau kram.

Instruktur pun akan mengetahui tingkat kebugaran peserta dilihat dari keringat, cara bernapas yang mulai tidak teratur, serta tingkat kelelahannya. Karena di dalam latihan kick and punch tidak boleh berhenti, walau dalam keadaan kelelahan sekalipun.

Instruktur akan tetap memonitor peserta dan mengupayakan agar tetap berada di kelas, meski hanya jalan di tempat.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap suhu tubuh yang telah naik. Jika harus istirahat, ia harus melakukan pemanasan ulang meski tidak lama. Latihan selanjutnya adalah aerobik inti yang dilakukan selama 25 menit.

Di latihan inti ini ada gerakan bayangan seperti skipping (loncat tali). Peserta pun bisa memilih tingkat kesulitannya dari tanpa lompat bersamaan, lompat salah satu, lompat rendah, dan kombinasi lainnya.

Latihan ini tetap terfokus pada tangan, kaki, dan perut. Di akhir latihan ada gerakan pendinginan (stretching) selama 15 menit. Gerakan ini dilakukan sembari melantai. Seperti pada pembentukan core muscle pada gerakan sit up, push up, squad hingga prone.

Latihan ini bermanfaat membentuk otot tulang belakang bagian bawah, paha bagian luar, hingga pantat.
(sindo//tty)

Minggu, 16 Mei 2010

Berita Duka

Innalillahi wa Innalillahiroji’un

Keluarga Besar UKM Pandekar Turut Berduka Cita Atas Berpulangnya ke Rahmatullah Nenek dari:

FAIZA MUFIDA

P – 15 – 266

Semoga Amal Ibadah beliau Diterima di Sisi Allah SWT

dan Keluarga yang Ditinggalkan Diberikan Kesabaran dan Kekuatan

Kamis, 13 Mei 2010

Sejarah Perguruan Betako Merpati Putih

Merpati Putih merupakan kependekan dari kalimat dalam bahasa jawa, yaitu :
Mersudi patitising tindak pusakane titising hening (mencari tindakan yang paling tepat dalam keheningan/ mencari kebenaran dalam ketenangan)
Manunggalno estining roso pikiran ati tumuju ing pangeran udinen tataran ingkang hagung (menyatukan cipta karsa rasa pikiran dan hati kepada Allah swt untuk mencapai kemuliaan)

Sehingga diharapkan anggotanya menyelaraskan hati dan pikiran dalam setiap tindakanya. Selain itu PPS Betako Merpati Putih memiliki motto "Sumbangsihku tak berharga tapi keikhlasanku nyata".

Merpati Putih merupakan warisan budaya peninggalan nenek moyang Indonesia yang pada awalnya merupakan ilmu keluarga keraton yang diwariskan secara turun temurun, yang pada akhirnya atas wasiat sang guru ilmu Merpati Putih diperkenalkan dan disebar luaskan dengan maksud untuk ditumbuh kembangkan agar berguna bagi negara.

Awalnya aliran ini dimiliki oleh Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwhun Kanjeng Susuhunan Pangeran Prabu Mangkurat Ingkang Jumeneng Ing Kartosuro kemudian ke BPH Adiwidjojo (Grat-I), lalu setelah Grat ketiga (R Ay Djojoredjoso ilmu yang diturunkan dipecah menurut spesialisasinya sendiri-sendiri, seni beladiri ini mempunyai 2 saudara lainya, yaitu bergelar Gagak Samudro dan Gagak Seto. Gagak Samudro diwariskan ilmu pengobatan dan Gagak Seto ilmu sastra. Untuk seni bela diri diturunan kepada Gagak Handoko (Grat-IX). Dari Gagak Handoko inilah akhirnya turun temurun ke Mas Saring lalu Mas Poeng dan Mas Budi menjadi PPS Betako Merpati Putih. Hingga kini kedua saudara seperguruan lainya tidak pernah diketahui keberadaan ilmunya dan masih tetap dicari hingga saat ini di tiap daerah di tanah air guna menyatukan kembali.

Secara jelas inilah silsilah penurunan PPS Betako Merpati Putih :

1. BPH Adiwidjojo (Grat-I)
2. PH Singosari (Grat-II)
3. R Ay Djojoredjoso (Grat-III)
4. Gagak Handoko (Grat-IV)
5. RM Rekso Widjojo (Grat-V)
6. R Bongso Djojo (Grat-VI)
7. Djo Premono (Grat0VII)
8. RM Wongso Djojo (VIII)
9. Kromo Menggolo (Grat-IX)
10. Saring Hadi Poernomo (Grat-X)
11. Poerwoto Hadi Poernomo dan Budi Santoso Hadi Poernomo (Grat-XI)


Gagak Handoko mendirikan perguruan di sekitar kawasan Bagelen dan akhirnyaperguruan itu hijrah hingga daerah bagian utara pulau jawa. Sedangkan Gagak Samudra mendirikan perguruannya di sekitar gunung Jeruk, tepatnya di kawasan Perbukitan Menoreh. Begitu pula terhadap Gagak Seto mendirikan perguruanya disekitar Magelang Jawa Tengah. Bila dilihat dari silsilahnya perguruan silat Merpati Putih yang berkembang saat ini merupakan turunan langsung dari garis keturunan Gagak Handoko.

Perlu diingat beliau sempat melakukan pengembaraan yang cukup panjang sebagai upaya untuk mencari kedua saudaranya yang selalu melakukan pengambaraan di seluruh penjuru tanah air. Indonesia. Di dalam pengembaraannya Gagak Handoko menggunakan nama samaran yaitu Ki Bagus Karto. Hal ini agar tidak mudah dikenal oleh khalayak ramai. Sayang dalam uapaya pencarian saudaranya tidak mengahsilkan titik terang dan akhirnya sang pendekar kembali ke padepokanya guna mengembangkan ilmu silatnya sendiri.

Mengingat usianya yang telah lanjut maka beliau memberi mandat kepada RM Rekso Widjojo untuk melanjutkan tugas suci dalam mengembangkan perguruannya. Pada akhir hayatnya sang Maha Guru wafat dan kemudian dimakamkan di gunung Jeruk. Dibawah kepemimpinan RM Rekso Widjojo perguruan mengalami kemunduran. Setelah menyadari keadaan tersebut maka ia menyerahkan kepemimpinanya kepada seorang keturunanya yaitu R Bongsodjojo yang tinggal di kawasan Ngulakan Wates. Pada hakekatnya RM Rekso Widjojo sendiri selalu mengikuti jejak ayahnya untuk mencari kesempurnaan hidup baginya d wilayah gunung Jeruk.

Nampaknya perguruan yang di pimpin oleh R Bongso Djojo pun tidak berkembang pesat sehingga mengalami kemunduran sampai pada masa kepemimpinan RM Wongso Widjojo. Dalam era kepemimpinan RM Wongso Widjojo pewaris kepemimpinan dalam perguruan tidak berlanjut. Mengingat beliau tidak mempunyai keturunan maka untuk meneruskan kepemimpinan, ia menunjuk 3 orang yang masih terhitung cucunya, yaitu R Siswopranoto, Sarengat dan Saring Siswo Hadipoernomo untuk menjadi muridnya.

Dari ketiga cucunya yang paling tekun dan bersungguh-sungguh mendalami ilmu bela diri ini adalah R Saring Hadi Poernnomo. Pengembangan ilmu yang diwariskan padanya ternyata cukup menggembirakan. Itu karena beliau sendiri yang menganggap ajaran perguruan yang diwariskan padanya kurang lengkap, maka ia berusaha melengkapinya dengan ajaran Gagak Seto dan Gagak Samudra untuk kemudian digabungkan dengan ilmu yang telah dimilikinya.

Raden Saring Hadi Poernomo ternyata berhasil melalui pengembangan yang dilakukanya dan kemudian diturunkan langsung kepada kedua anak lelakinya yaitu Poewoto dan Budi Santoso. Keduanya inilah yang mendapat gemblengan keras hingga menguasai benar ilmu ajaran ayahnya itu. Pada tahun 1982 Raden Saring mengamanahkan kepada kedua anaknya untuk mengembangkan ilmu mereka untuk kepentingan masyarakat luas. Mereka diminta menyebarkan ilmu yang semula milik keluarga itu.

Berkat usaha keras kedua putra pewaris ilmu keluarga itu, maka pada tahun 1983 berdirilah Perguruan Merpati Putih yang merupakan singkatan dari "Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening" yang berarti mencari sampai mendapat tindak yamg benar dalam keheningan.

Adapun lambang dari Perguruan Betako Merpati Putih memiliki arti sebagai berikut :

1. Perisai persegi lima melukiskan dasar negara Republik Indonesia;
2. Bentuk telapak tangan kanan melukiskan semangat perjuangan, kepahlawanan, pembangunan serta semangat gotong royong yang kesemuanya diartikan dengan jiwa yang tguh, berjuang dengan gagah berani untuk mencapai tujuan yang suci;
3. Merpati Putih cinta perdamaian dan berjiwa perikemanusiaan yang adil dan beradap;
4. Tulisan Merpati Putih dengan warna putih diatas pita merah melukiskan keberanian atas dasar kesucian;

Arti warna yang dipergunakan:

1. Biru langit (kesetiaan dan kedamaian)
2. Hitam (keteguhan dan keabadian)
3. Kuning emas (keluhuran, keagungan dan kemashuran)
4. Merah (keberanian)
5. Putih (kesucian)

Komposisi warna biru langit, hitam, kuning, merah dan putih menggambarkan kemashuran, kepahlawanan dalam memperjuangan cita-cita yang suci menentang keangkaramurkaan dan watak demikian akan tetap dipertahankan secara abadi, sebagai watak dari warga/ anggota Betako Merpati Putih dimanapun ia berada.

Sejarah Singkat Shorinji Kempo

Nakanao Michiomi – Kaiso dilahirkan di suatu desa yang terletak di suatu lereng gunung kecil di daerah administrasi Okuyama tahun, 1911. Anak sulung dari tiga bersaudara, ayahnya adalah seorang pegawai biasa. Michiomi kecil ditinggal ayahnya ketika berumur delapan tahun. Sehingga ia harus mengasuh dua adik perempuannya ketika ditinggal ibunya untuk bekerja menggantikan ayahnya. Akhirnya dua saudaranya di asuh oleh keluarga dari ibu, sedangkan Michiomi pergi ke Manchuria untuk tinggal bersama kakek dari ayahnya. Kakek Michio adalah anggota Kokyuryukai (Perkumpulan rahasia Ular Naga Hitam). Dan ia juga seorang yang ahli dalam seni beladiri (budo). Selama 7 tahun kakeknya mengajarkan permainan pedang dan seni permainan tombak, serta perkelahian tanpa senjata, Jujutsu.

Bulan mei tahun 1926 Ibu Nakano Michiomi meninggal dunia, dan iapun kembali ke Jepang. Dan pada tahun yang sama salah satu saudarinya juga menyusul ibunya, setahun kemudian, 1927, saudara satunya lagi juga meninggal dunia. Bukan suatu kebetulan juga ketika akan kembali ke Cina kakeknya juga meninggal ditahun yang sama. Kini Michiomi tinggal sebatang kara, dan iapun pergi ke Tokyo, yang pada waktu itu terjadi depresi ekonomi setelah PD I. Perekonomian tidak teratur dan angka pengangguran tinggi.

Agen Intelegent

Di usai ke 17 tahun, Januari 1928, Michiomi mendaftarkan diri masuk angkatan perang. Dan ditempatkan di Manchuria sebagai Special Expeditionary Force, agen pasukan khusus. Ditugaskan pada sekolah Taoist yang dikepalai oleh Chen Liang. Seorang anggota rahasia Perkumpulan Zaijia Li, dan kepala perkumpulan Bunga Teratai Putih (Byakuren dalam bahasa Jepang), sekolah tinju Shaolin Utara ( Shorin). Sebagai murid Chen, Michiomi mempelajari kempo (Quan Fa – Tinju), dan juga pertama kali Michiomi berkenalan dengan pengajaran Budha. Pengaruh Budha (Chan-Zen) sangat kental dengan beladiri cina. Manchuria juga yang mengorganisir waktu itu perkumpulan rahasia. Tahun 1931 Nakano Michiomi terkena tipus dan dikembalikan ke Jepang. Bergabung dengan Kesatuan Angkatan Udara I. Ketika latihan terbang malam, ia terkena seranga jantung, dan harus mendapatkan perawatan hingga 6 bulan. Para dokter memperkirakan waktu hidupnya 1 sampai 3 tahun.

Bulan Oktober 1931, Michiomi kembali ke Manchuria dan Chen, ditugaskan sebagai agen intelijen. Karena ia berpikir tidak punya umur panjang, Michiomi memilih untuk melakukan berbagai macam misi. Chen bertanya padanya, mengapa ia menginginkan kematian lebih cepat. Michiomi menceritakan apa yang telah dikatakan dokter kepadanya waktu itu. Chen berkata kepada dia, siapa yang memutuskan hidupmu hanya Cuma setahun? Nasib adalah sesuatu yang Gaib, di luar ken adalah kematian. Kamu tidak akan mati dengan seketika, kamu harus berjuang untuk hidup dengan segala usaha. Aku akan merawatmu mulai hari ini. Michionmi menjalani perawatan dengan pijatan dan teknik akupressur, dalam bahasa jepang disebut Kemyaku iho. Dan dalam istilah ShorinjiKempo sekarang disebut dengan Seiho (seitai jutsu).

Dalam melaksanakan misinya, Michiomi menyamar sebagai gelandangan, menemani Chen. Pada tahun 1932, mereka berada di Beijing, di mana gurunya Chen, Wen Taizong tinggal di sana. Wen waktu itu adalah guru besar dari sekolah Shaolin Utara “Yihemen Quan” , atau Giwamon Ken dalam bahasa Jepang. Pada waktu masih mudah, Wen adalah seorang biarawan kuil Shaolin, dan akhirnya menjadi guru besar menggantikan Huang Longbai. Lalu Wen memperkenalkan Michiomi pada Huang, dan akhirnya mengijinkan menjadi muridnya secara langsung. Huang mengajarkan Michiomi 36 macam kuncian dan teknik gulat naga, yang disebut Longxi Zhuji. Ia juga mempelajari teknik lemparan Wa Hua Quan (Goka Ken, Tinju Lima Bunga), yang akhirnya menjadi dasar prinsip lembut dan keras menjadi satu (Goju Ittai). Setelah mempelajari beladiri dari kakeknya, kemudian menguasai apa yang telah diajarkan Chen, Michiomi menerima semua pelajaran dengan cepat. Wen berpikir telah menemukan seorang yang cukup cakap. Di musim gugur 1936, Wen dan Michiomi menghidiri upacara di kuil Shaolin, Michiomi di angkat menjadi Guru Besar ke 21 dari Yihemen Quan. Wen menamai di “Doshin So”, yang berarti Yang Membantu Jalan Menuju Religius. Dan nama tersebut dipakai sepanjang sisa hidupnya.

Sejak kali pertama bergabung di kuil Shaolin, Doshin amat terkesan dengan lukisan di dinding yang melukiskan Orang India dan Biarawan Cina berlatih dengan menyenangkan dan dilakukan bersama-sama. Metode ini berlawanan denga pelatihan yang selama ini dia lakukan, dan ia mengembangkan gagasan, dimana untuk berlatih harus ada kerja sama dengan pasangannya, untuk kepentingan berdua. Dalam bahasa jepang, konsep ini dinyatakan sebagai “otagai renshu” (berlatih untuk satu sama lain), atau “jita kyuraku” (menikmati dengan orang lain).

Soviet menyerbu Manchuria

Agustus 1945, Soviet menyerbu Manchuria. Angkatan perang Jepang melarikan diri, dan meninggalkan anak-anak dan para wanita di Manchuria. Doshin So merasakan perilaku yang kurang berkenan untuk ikut meninggalkan Manchuria. Akhirnya ia mengalami dua masa pendudukan di Manchuria, yaitu masa Jepang dan masa Soviet. Ia melihat perilaku dari pemenang perang waktu itu, bagaimana cara supaya bisa mempertahankan kedudukannya, tak lain dengan menekan kaum yang lemah. Dan ia pun melihat bagaimana keberanian seseorang untuk melindungi yang lemah dengan bahkan mengorbankan diri mereka. Doshin So mengembangkan pemahamannya, bahwa kualitas seseorang bukan dari kebangsaan mereka tetapi berasal dari individu sendiri.

Ia berkata, ” Di masa damai, orang-orang dapat menyembunyikan karakter mereka asli mereka, mereka dapat menghias karakter masing masing, tetapi ketika kekacauan datang, akan terlihat karakter aslinya, tidak lagi terpengaruh oleh hukum yan ada. Aku mempelajari hal ini dari pengalaman dan penderitaan. Jika kita ingin mencapai kedamaian, tidak ada jalan/cara lain kecuali menegakkan kesadaran hukum yang kuat kuat untuk semua, tidak memihak siapapun.
Aku merasakan hal ini ketika berada di Manchuria. Sehingga jika aku dapat kembali ke Jepang, aku akan membuka sekolah swasta untuk membangun ikatan dan jiwa keberanian, serta kepercayaan di hati orang orang muda”.

Kaiso Ke Jepang

Setelah peperangan seselai, orang-orang yang berada di Cina pulang ke Jepang. So Doshin tetap tinggal di Shenyang bersama teman-temannya di masyarakat Cina. Hubungan dengan orang-orang tersebuty memungkinkan dia kembali ke Jepang lebih cepat. Temen-teman di Cina mencoba untuk membujuk agar tetap tinggal di dalam Negeri China, dengan alasan Jepang telah dihancurkan Sekutu. Kepada teman-temannya Doshin So mengatakan bahwa mungkin Jepang telah hilang, tetapi ia belum pernah hilang, dan masih sebagai orang Jepang. Ia ingin kembali ke Jepang untuk membantu, membangun kembali Jepang. So Doshin mendarat pada Sasebo, daerah di Nagasaki pada tahun 1946. Sepanjang perjalanan pulang tidak jarang ia menggunakan teknik kempo untuk menghindari gangguan dari penumpang yang lain.

Akhirnya Doshin ke kota kelahiran ibunya. Dan menginap di kemenakannya di Osaka. Ia memulai hidup baru dengan menjalankan bisnis produk bahan kimia bersama temannya dari Cina. Dari sini Doshin dapat bertahan hidup dan mendapatkan kenyamanan. Pada waktu yang sama, Doshin melihat penderitaan yang diakibatkan oleh perang, inflasi, kemiskinan, pengangguran, memicu orang melanggar hukum dan orang tidak mau mendengarkan suara hati untuk orang lain. Ia ditawari beberapa lahan di Tadotsu, suatu daerah pedesaan dan pelabuhan di pulau Shikoku, Daerah administrasi Kagawa. Dan akhirnya Tadotsu telah menjadi Mecca untuk Shorinji Kempo.

Mendirikan Shorinji Kempo

Doshin So memulai dengan membangun aula kecil, dan memberi pengajaran dan filosofi pada Oktober 1947. Pada awalnya ia tidak begitu diterima, karena dianggap orang asing di daerah tersebut, dan juga pengajaran yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang sudah ada. Yang datang untuk mendengarkan thanya sedikit, tapi yang kembali lagi lebih sedikit lagi.

Ketika So Doshin sedang mempertimbangkan bagaimana cara yang tepat untuk mengajarkan filosofinya, dalam suatu mimpinya ia bertemu dengan Bodhidharma, berjenggot dan berpakaian seperti biarawan budha, berjalan dengan cepat dihadapan So Doshin, ia berusaha berbicara pada Bodhidharma tetapi tidak dapat mendengarnya, Bodhidharma hanya menunjukkan satu arah dari tangannya, So Doshin berusaha memahami mimpinya. Akhirnya ia memutuskan untuk memberikan pengajaran Zen Budhisme, seperti ketika ia belajar di Kuil Shaolin. Yang kemudian ia gabungkan dengan filosofi yang pernah ia terima.Bukan pengajaran yang berhubungan dengan peperangan untuk memenangkan lawan, tetapi lebih kepada pelatihan jasmani dan peningkatan rohani untuk kemajuan bersama. Doshin akhirnya mengorganisir kembali sistem teknik yang telah ia pelajari sebelumnya dan menyelaraskan dengan pemahamannya akan Zen Budhisme.

Kota Tadotsu sedang dalam kekacauan, banyak penjahat dan pasar gelap setelah perang berakhir. So Doshin mengajarkan teknik kempo kepada muridnya dengan cepat. Dan bersama muridnya turun ke jalan untuk menantang penjahat yang ada di jalanan, karena ia berpikir, dengan pengguanaan teknik yang dikuasai untuk kebaikan hal itu adalah benar. Bersama dengan polisi setempat Doshin So berhasil mengamankan kota.

Untuk memastikan muridnya tidak kembali turun ke jalan, mereka harus bekerja terlebih dahulu. So Doshin mengajarkan teknik Beladiri dengan melatih fisik dalam format Zen. Akhirnya makin banyak murid baru yang bergabung dengan pelatihan tersebut.. Di tahun 1950, Doshin So membentuk perkumpulan yang bersifat religius, tahun 1951, resmi menjadi organisasi “Kongo Zen Sohonzan Shorinji”. Dan membentuk sekolah untuk melatih Shorinji Kempo untuk membentuk pemimpin masa depan waktu itu, yang bernama sekolah Zenrin Gakuen (akademi hutan zen), sebagai awal dari Nihon Shorinji Budo Senmon Gakko (Akademi Shorinji Kempo Jepang), yang sering disebut juga Busen (Budo Senmon).

Sebagian dari diri kalian adalah untuk orang lain, adalah satu pengajaran didalam Busen. Masing-masing individu harus berusaha hidup layak. Semboyan Shorinji Kempo dan Kongo Zen yang dikenal sampai hari ini ” Pikir separuh untuk kebahagiaan milik mu, setengah untuk kebahagiaan dari yang lain” ( Nakaba wa jiko Nakaba wa jiko shiawase wo, nakaba wa hito nakaba wa hito shiawase wo). Selama tahun 1950 an sering mengadakan demonstrasi publik untuk publik, seperti embu taikai, sehingga mempercepat pertumbuhan organisasi. Tahun 1960, Doshin So muncul di televisi nasional, sehingga semakin meningkatkan ketenaran Shorinji Kempo pada publik. Di 1963 membentuk ” Shadan Hojin Nihon Shorinji Kempo Renmei” di kuil Tadotsu, untuk mempelajari Buddhism yang dipelajari selama di kuil Shaolin Kuil, yaitu mempelajari penyelesaian suatu sengketa dengan cara penengahan lewan pengajaran Budha dan mempelajari teknik Beladiri.

Sejarah Tapak Suci

Ditulis oleh Niko Lerch
Sabtu, 17 Januari 2004 18:52

Di Banjarnegara, Jawa Tengah, Kiyai Haji (K.H.) Syuhada pada tahun 1872 memiliki seorang putera yang diberi nama Ibrahim. Sejak kecil ia menerima ilmu pencak dari ayahnya. Ibrahim tumbuh menjadi Pendekar yang menguasai pencak ragawi dan batin / inti tetapi sekaligus Ulama yang menguasai banyak ilmu, kemudian berganti nama menjadi K.H. Busyro Syuhada.

Pada awalnya K.H.Busyro Syuhada mempunyai 3 murid, yaitu :

* Achyat ( adik misan ), yang kemudian dikenal dengan K.H. Burhan
* M.Yasin ( adik kandung ), yang dikenal dengan K.H. Abu Amar Syuhada
* Soedirman, yang dikemudian hari mencapai pangkat Jenderal dan pendiri Tentara
Nasional Indonesia, bahkan bergelar Panglima Besar Soedirman.

Pada tahun 1921 di Yogyakarta, bertemulah K.H. Busyro Syuhada dengan kakak beradik Ahmad Dimyati dan Muhammad Wahib. Dalam kesempatan itu mereka adu ilmu pencak antara M. Wahib dan M. Burhan. Kemudian A. Dirnyati dan M. Wahib dengan pengakuan yang tulus mengangkat K.H. Busyro Syuhada sebagai guru dan mewarisi ilmu pencak dari K.H. Busyro Syuhada yang kemudian menetap di Kauman. Menelusuri jejak gurunya, Ahmad Dimyati mengembara ke barat sedang M. Wahib mengembara ketimur sampai ke Madura untuk menjalani adu kaweruh ( uji ilmu ). Pewaris ilmu banjaran, mewarisi juga sifat-sifat gurunya M. Wahib sebagaimana K.H. Busyro Syuhada, bersifat keras, tidak kenal kompromi, suka adu kaweruh. Untuk itu sangat menonjol nama M. Wahib dari pada A. Dimyati. Sedang A. Dimyati yang banyak dikatakan ilmunya lebih tangguh dari pada adiknya M. Wahib tetapi karena pendiam dan tertutup maka tidak banyak kejadian-kejadian yang dialami. Sebagaimana M. Burhan yang mempunyai sifat dan pembawaan sama dengan A. Dimyati.

K. H. Busyro Syuhada pernah menjadi guru pencak untuk kalangan bangsawan dan keluarga Kraton Yogyakarta. Salah satu diantara muridnya adalah R.M. Harimurti, seorang pangeran kraton, yang dikemudian hari beberapa muridnya mendirikan perguruan–perguruan pencak silat yang beraliran Harimurti.
Kauman, Seranoman dan Kasegu

Pendekar Besar KH Busyro Syuhada memberi wewenang kepada pendekar binaannya, A. Dimyati dan M. Wahib untuk membuka perguruan dan menerima murid. Perguruan baru yang didirikan pada tahun 1925 itu diberi nama Perguruan "Kauman", yang beraliranBanjaran.

Perguruan Kauman mempunyai peraturan bahwa murid yang telah selesai menjalani pendidkan dan mampu mengembangkan ilmu pencak silat diberikan kuasa untuk menerima murid.

M. Syamsuddin yang menjadi murid kepercayaan Pendekar Besar M..Wahib diangkat sebagai pembantu utama; dan dizinkan menerima murid. Kemudian mendirikan perguruan ”Seranoman". Perguruan Kauman menetapkan menerima siswa baru, setelah siswa tadi lulus menjadi murid di Seranoman. Perguruan Seranoman melahirkan pendekar muda Moh. Zahid, yang juga lulus menjalani pendidikan di perguruan Kauman. Moh. Zahid yang menjadi murid angkatan ketiga (3) bahkan berhasil pula mengembangkan pencak silat yang berintikan kecepatan; kegesitan, dan ketajaman gerak. Tetapi murid ketiga ini pada tahun 1948, wafat pada usia yang masih sangat muda. Tidak sempat mendirikan perguruan baru tetapi berhasil melahirkan murid, Moh. Barie lrsjad.

Pendekar Besar KH Busyro Syuhada berpulang ke Rahmatullah pada bulan Ramadhan 1942. Pendekar Besar KH Busyro Syuhada bahkan tidak sempat menyaksikan datangnya perwira Jepang, Makino, pada tahun 1943 yang mengadu ilmu beladirinya dengan pencak silat andalannya. Makino mengakui kekurangannya dan menyatakan menjadi murid Perguruan Kauman sekaligus menyatakan masuk Islam kemudian berganti nama menjadi Omar Makino. Pada tahun 1948 Pendekar Besar KH Burhan gugur bersama dengan 20 muridnya dalam pertempuran dengan tentara Belanda di barat kota Yogyakarta. Kehilangan besar pesilatnya menjadikan perguruan Kauman untuk beberapa sa’at berhenti kegiatannya dan tidak menampakkan akan muncul lagi Pendekar. Moh. Barie lrsjad sebagai murid angkatan keenam (6) yang dinyatakan lulus dari tempaan ujian Pendekar M. Zahid, M. Syamsuddin, M. Wahib dan A. Dimyati kemudian dalam perkembangan berikutnya mendirikan perguruan "Kasegu"

Kalau perguruan-perguruan sebelumnya diberi nama sesuai dengan tempatnya. Perguruan Kasegu diberikan nama sesuai dengan senjata yang diciptakan oleh Pendekar Moh. Barie Irsjad.
Lahirnya Tapak Suci

Moh. Barie lrsjad akhirnya mengeluarkan gagasan agar semua aliran Banjaran yang sudah berkembang dan terpecah-pecah dalam berbagai perguruan, disatukan kembali ke wadah tunggal.

Pendekar Besar M. Wahib merestui berdirinya satu Perguruan yang menyatukan seluruh perguruan di Kauman. Restu diberikan dengan pengertian Perguruan nanti adalah kelanjutan dari Perguruan Kauman yang didirikan pada tahun 1925 yang berkedudukan di Kauman.

Pendekar M. Wahib mengutus 3 orang muridnya. dan M. Syamsuddin mengirim 2 orang muridnya untuk bergabung. Maka Pendekar M. Barie Irsjad bersama sembilan anak murid menyiapkan segala sesuatunya untuk mendirikan Perguruan.

Dasar-dasar perguruan Kauman yang dirancang oleh Moh. Barie lrsjad, Moh. Rustam Djundab dan Moh. Djakfal Kusuma menentukan nama Tapak Suci. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dikonsep oleh Moh Rustam Djundab. Do’a dan lkrar disusun oleh H. Djarnawi Hadikusuma. Lambang Perguruan diciptakan oleh Moh. Fahmie Ishom, lambang Anggota diciptakan oleh Suharto Suja', lambang Regu Inti "Kosegu" diciptakan Adjib Hamzah. Sedang bentuk dan warna pakaian dibuat o!eh Moh. Zundar Wiesman dan Anis Susanto.
Maka pada tanggal 31 Juli 1963 lahirlah Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci

Sejarah Berdirinya Wushu Indonesia

Wushu atau yang seringkali juga disebut Kungfu adalah Seni Beladiri yang berasal dari Tiongkok kuno. Tersebar keseluruh penjuru dunia melalui orang Tionghoa / Hua Ren yang pergi merantau.

Sejarah munculnya seni beladiri ini sudah tidak bisa ditelusuri lagi, konon usianya sudah ribuan tahun. Mungkin sama tuanya dengan sejarah Tiongkok yang dihiasi dengan banyak pertempuran. Dimana saat itu seni untuk bertempur dan mempertahankan diri sudah dikenal dalam bentuk yang masih sederhana.

Arti dari kata Wu adalah ilmu perang sedangkan arti kata Shu adalah seni. Sehingga Wushu dapat juga diartikan seni untuk berperang. Dimana didalamnya mengandung aspek seni, olahraga, kesehatan, beladiri dan mental.

Mempelajari Wushu sebenarnya tidak hanya terbatas pada hal-hal yang berhubungan dengan gerakan fisik belaka. Melainkan juga melibatkan pikiran, olah pernapasan, pemahaman anatomi tubuh, aliran darah dan jalur energi tubuh. Juga mempelajari penggunaan ramuan untuk memperkuat tubuh ataupun untuk pengobatan.

Disisi lain Wushu juga membentuk kepribadian, melatih kedisiplinan, ketahanan mental, kecerdikan, kewaspadaan, persaudaraan, jiwa satria dan lain sebagainya. Maka Wushu juga berfungsi sebagai ‘way of life’. Bahkan lebih jauh lagi bisa menjurus kearah pengembangan spiritual.

Di Indonesia sebenarnya Wushu sudah lama dikenal dengan istilah Kungfu. Tetapi barulah pada tanggal 10 November 1992 KONI pusat meresmikan berdirinya PB Wushu Indonesia yang merupakan wadah bagi seluruh Perguruan Kungfu di Indonesia.

Sejarah Karate Indonesia

Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh tentara Jepang melainkan oleh Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembakli ke tanah air, setelah menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Tahun 1963 beberapa Mahasiswa Indonesia antara lain: Baud AD Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula memperkenalkan karate (aliran Shoto-kan) di Indonesia, dan selanjutnya mereka membentuk wadah yang mereka namakan Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta.

Beberapa tahun kemudian berdatangan ex Mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping ex Mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia. Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969), Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967).


Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (Pengurus) karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya ketidak cocokan diantara para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu dalam upaya mengembangkan karate di tanah air sehingga pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi karate yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI).

Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat yang dikenal dengan nama Pengurus Besar/PB. telah dipimpin oleh 6 orang Ketua Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalama 3 kali perobahan masa periodisasi yaitu ; periode 5 tahun (ditetapkan pada Kongres tahun 1972 untuk kepengurusan periode tahun 1972 – 1977) periodisasi 3 tahun (ditetapkan pada kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997 – 1980) dan periodisasi 4 tahun ( Berlaku sejak kongres tahun 1980 sampai sekarang).

Adapun mereka-mereka yang pernah menjadi Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal (Umum) FORKI sejak tahun 1972 adalah sbb :
Periode/Masa Bakti Ketua Umum Sekretaris Jenderal/Umum Keterangan
1972 – 1977 Widjojo Suyono Otoman Nuh Kongres IV PORKI/FORKI 1972 di Jakarta
1977 – 1980 S u m a d i Rustam Ibrahim Kongres V FORKI 1977 di Jakarta
1980 – 1984 Subhan Djajaatmadja G.A. Pesik Kongres VI FORKI 1980 di Jakarta
1984 – 1988 R u d i n i Adam Saleh Kongres VII FORKI 1984 di Bandar Lampung
1988 – 1992 R u d i n i G.A. Pesik Kongres VIII FORKI 1988 di Jakarta
1992 – 1996 R u d i n i G.A. Pesik Kongres IX 1992 di Jakarta (Diperpanjang sd 1997)
1997 – 2001 W i r a n t o Drs. Hendardji -S,SH. Kongres X FORKI 1997 di Caringin Bogor Jawa Barat
2001 – 2005 Luhut B. Pandjaitan, MPA. Drs. Hendardji -S,SH. Konres XI FORKI 2001 di Jakarta
2005 – 2009 Luhut B. Pandjaitan, MPA. Drs. Hendardji -S,SH. Kongres XII FORKI 2005 di Jakarta

PERGURUAN KARATE ANGGOTA FORKI
1. AMURA
2. BKC (Bandung Karate Club)
3. BLACK PANTHER KARATE INDONESIA
4. FUNAKOSHI
5. GABDIKA SHITORYU INDONESIA (Gabungan Beladiri Karate-Do Shitoryu)
6. GOJUKAI (Gojuryu Karate-Do Indonesia)
7. GOJU RYU ASS (Gojuryu Association)
8. GOKASI (Gojuryu Karate-Do Shinbukan Seluruh Indonesia)
9. INKADO (Indonesia Karate-Do)
10. INKAI (Institut Karate-Do Indonesia)
11. INKANAS (Intitut Karate-Do Nasional)
12. KALA HITAM
13. KANDAGA PRANA
14. KEI SHIN KAN
15. KKNSI (Kesatuan Karate-Do Naga Sakti Indonesia)
16. KKI (Kushin Ryu M. Karate-Do Indonesia)
17. KYOKUSHINKAI (Kyokushinkai Karate-Do Indonesia)
18. LEMKARI (Lembaga Karate-Do Indonesia)
19. PERKAINDO
20. PORBIKAWA
21. PORDIBYA
22. SHINDOKA
23. SHI ROI TE
24. TAKO INDONESIA
25. WADOKAI (Wadoryu Karate-Do Indonesia)

PB. FORKI beberapa kali mendapat kepercayaan menyelenggarakan even Internasional diantaranya :
1. Menjadi tuan rumah APUKO II tahun 1976 dilaksanakan di Jakarta.
2. Menjadi tuan rumah APUKO VII tahun 1987 dilaksanakan di Jakarta.
3. Menjadi tuan rumah APUKO Junior tahun 1991 dilaksanakan di Jakarta.

Disamping even-even tersebut PB. FORKI dipercayakan juga oleh KONI Pusat sebagai penyelenggara pertandingan karate pada even Sea Games dimana Indonesia menjadi tuan rumah yaitu masing-masing :

1. Sea Games XIV tahun 1987 di Jakarta.
2. Sea Games XIX tahun 1997 di Jakarta.

PB. FORKI pernah menggelar even Internasional diluar agenda resmi dari WKF dan AKF sebagai inisiatif sendiri dari PB. FORKI yaitu “ Indonesia Open Karate Tournamen “ yang dilaksanakan di Jakarta tahun 2002.

Sejarah TaeKwonDo

Pada Dinasti Koryo ( 918 sampai 1392 Masehi ) yang mana penyatuan Semenanjung Korea setelah Shilla, Taekkyon berkembang sangat sistematis dan merupakan mata ujian penting untuk seleksi ketentaraan. Teknik Taekkyon tumbuh menjadi senjata yang efektif untuk membunuh. Pada permulaan Dinasti Koryo, kemampuan beladiri menjadi kualifikasi untuk merekrut personel ketentaraan sebab kerajaan membutuhkan kemampuan pertahanan yang kuat setelah penaklukan seluruh semenanjung Korea. Kemampuan dalam beladiri Taekkyon sangat menentukan pangkat seseorang dalam ketentaraan. Raja – raja pada dinasti Koryo sangat tertarik pada kontes Taekkyon yang disebut “Subakhui”, yang populer juga dimasyarakat dan dijadikan ajang perekrutan tentara. Namun pada akhir pemerintahan Dinasti Koryo ketika penggunaan senjata api mulai dikenal , membuat dukungan terhadap kemajuan beladiri berkurang jauh.

Masa Modern

Pada masa modern Korea , saat Dinasti Chosun ( Yi ) pada tahun 1392 sampai 1910, Kerajaan Korea dan Jaman penjajahan Jepang sampai tahun 1945, Subakhui dan Taekkyon, sebutan Taekwondo pada saat itu mengalami kemunduran dan tidak mendapat dukungan dari pemerintah yang memodernisasi tentaranya dengan senjata api. Dinasti Yi yang didirikan dalam ideologi Konfusius , lebih mementingkan kegiatan kebudayaan daripada seni beladiri. Kemudian , saat raja Jungjo setelah invasi oleh Jepang pada tahun 1952, pemerintah kerajaan membangun kembali pertahanan yang kuat dengan memperkuat latihan ketentaraan dan praktek seni beladiri. Seputar periode ini, terbit sebuah buku tentang ilustrasi seni bela diri yang diber judul Muyedobo – Tonji, yang memuat gambar – gambar dan ilustrasi yang mirip / menyerupai bentuk / sikap ( Poomse ) dan Gerakan Dasar ( Basic Movement ) Taekwondo sekarang, namun tentunya hal ini tak dapat diperbandingkan begitu saja dengan Taekwondo saat ini yang telah dimodernisasi dengan penelitian yang berdasarkan ilmu pengetahuan modern ( Scientific Studies). Akan tetapi , saat penjajahan Jepang semua kesenian rakyat dilarang termasuk Taekkyon, untuk menekan rakyat Korea. Seni beladiri Taekkyon hanya diajarkan secara sembunyi oleh para master beladiri sampai masa kemerdekaan pada tahun 1945.

Masa Sekarang

Seiring dengan kemerdekaan Korea dari penjajahan Jepang, konsep baru tentang kebudayaan dan tradisi mulai bangkit. Banyak para ahli seni beladiri mendirikan sekolah / perguruan beladiri . Dengan meningkatnya populasi dan hubungan kerjasama yang baik antar perguruan beladiri, akhirnya diputuskan menyatukan berbagai nama seni beladiri mereka dengan sebutan : Tae Kwon Do, pada tahun 1954. Pada 16 September 1961 sempat berubah menjadi Taesoodo namun kembali menjadi Taekwondo dengan organisasi nasionalnya bernama Korea Taekwondo Association ( KTA ) pada tanggal 5 Agustus 1965, dan menjadi anggota Korean Sport Council. Pada era tahun 1965 sampai 1970 an , KTA banyak menyelenggarakan berbagai acara pertandingan dan demonstrasi untuk berbagai kalangan pada skala nasional. Taekwondo berkembang dan menyebar dipelbagai kalangan, hingga diakui sebagai disiplin / program resmi oleh Pertahanan Nasional Korea , menjadi olahraga wajib bagi tentara dan polisi.

Tentara Korea yang berpartisipasi dalam perang Vietnam dibekali keahlian Taekwondo, pada saat itulah Taekwondo mendapatkan perhatian besar dari dunia. Nilai lebih ini menjadikan Taekwondo dinyatakan sebagai olahraga nasional Korea. Pada tahun 1972, Kukkiwon didirikan, sebagai markas besar Taekwondo, hal ini menjadi penting bagi pengembangan Taekwondo keseluruh dunia. Kejuaran dunia Taekwondo yang pertama diadakan pada tahun 1973 di Kuk Ki Won,Seoul ,Korea Selatan, sampai saat ini kejuaraan dunia rutin dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Disamping itu , untuk meningkatkan kualitas Instruktur Taekwondo diseluruh dunia, Kukkiwon membuka Taekwondo Academy, yang mulai tahun 1998 telah membuka Program pelatihannya bagi Instruktur Taekwondo dari seluruh dunia. Kuk Ki Won, sebagai markas besar Taekwondo Dunia, disinilah pusat penelitian dan pengembangan Taekwondo, Pelatihan para Instruktur , sekretariat promosi ujian tingkat internasional. Pada 28 Mei 1973, The World Taekwondo Federation ( WTF ) didirikan, dan sekarang telah mempunyai 156 negara anggota dan Taekwondo telah dipraktekan oleh lebih dari 50 juta orang diseluruh penjuru dunia, dan angka ini masih terus bertambah seiring perkembangan Taekwondo yang makin maju dan populer. Taekwondo telah dipertandingkan diberbagai pertandingan multi even diseluruh dunia , dan Taekwondo telah dipertandingkan sebagai ekshibisi pada Olympic Games 1988 Seoul dan telah dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi di Olympic Games 2000, Sydney. By mataharihandicraft

Prinsip Gerak dan Jurus Tarung Derajat

Jumat, April 09, 2010

SENYAWA GERAK,

BERTAHAN-MENYERANG-MEMATIKAN

Gerak dan jurus yang terdapat dalam seni olah raga beladiri Tarung Derajat merupakan pengembangan dari potensi yang dimiliki manusia, karena manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling sempurna.


Dasar dari gerakan dan jurus Tarung Derajat adalah refleks/naluri/insting, yang terkristalisasi melalui pengalaman. Refleks dan pengulangan, refleks bersenyawa dengan
kreatifitas kemudian melalui proses terlatih, yaitu latihan dan latih tanding. Sesuai dengan latar belakang penciptaan, seluruh gerak dan jurus dalam Tarung Derajat terbentuk dalam kaidah praktis, efektif, realistis dan rasional.



Dalam pengembangan jurus, Tarung Derajat membentuk seluruh tubuh menjadi senjata, dan segala sesuatu yang terdapat di lingkungan sekitarnya adalah juga senjata. Semua ini membentuk Tarung Derajat menjadi suatu seni keperkasaan diri reaksi cepat yang mempelajari dan melatih teknik, taktik dan strategi pergerakan tangan, kaki, kepala, serta anggota tubuh lainnya secara praktis dan efektif dalam pola dan bentuk latihan bertahan-menyerang, dengan kemampuan otot, otak dan nurani. Lima unsur daya gerak khas dalam Tarung Derajat yaitu Kekuatan, Kecepatan, Ketepatan, Keberanian, dan Keuletan.

Seluruh gerakan merupakan senyawa teknik bertahan-menyerang-mematikan. Setiap gerakan dan jurus Tarung Derajat merupakan senyawa gerak reaksi dari suatu aksi. Posisi pertama atau posisi dasar adalah pertahanan dan ketahanan diri. Posisi bukan pertahanan pasif, tetapi sekaligus merupakan posisi dasar menyerang.

TANGAN DAN PUKULAN

Dalam Tarung Derajat mengenal enam jenis pukulan, yaitu:

- Pukulan lurus {1x, 2x dan 3x};

- Pukulan gibas {dalam, luar, atas dan bawah};

- Pukulan sikut {samping, atas dan bawah}

- Pukulan sentak {atas dan bawah};

- Pukulan cepat {tunggal, double dan beruntun}

- Pukulan lingkar {dalam, luar, atas dan bawah}

Masing-masing pukulan memiliki karakteristik yang berlainan, dari segi gerak maupun efeknya.

Dalam melakukan teknik pukulan, terdapat lima gerakan utama, yaitu:

- Membentuk kepalan;

- Rapat lengan bawah dengan lengan atas;

- Meluruskan lengan;

- Menarik lengan; dan

- Kembali ke posisi awal.

Masing-masing gerakan memiliki efek masing-masing yang akan menentukan evektifitas pukulan.

Dengan uraian gerakkan membentuk kepalan adalah merapatkan jari-jemari hingga tidak ada rongga udara didalamnya gerakan, merapatkan lengan atas dengan lengan bawah membidik titik sasaran. Garis lurus yg terbentuk dari pangkal lengan ke kepalan akan menunjuk ke arah titik sasaran yang diincar. Gerakan mengayun dan hentakkan bahu saat meluruskan lengan memberikan kekuatan [power] awal pukulan yang bersenyawa dengan gerakan berikutnya. Gerakan meluruskan lengan yang baik manakala lengan bawa dan lengan atas dalam keadaan rapat dan bahu memberi efek lecutan dan jangkauan saat titik kena menyentuh titik sasaran.

Efektifitas dari pukulan merupakan senyawa dari kekuatan [hentakkan], kecepatan [lecutan], dan ketepatan [ke titik sasaran]. Dua gerakan terakhir, menarik lengan dan kembali pada posisi siaga di lakukan untuk melakukan serangan susulan atau antisipasi gerakan lawan. Seperti telah di sebutkan di atas, karena ketepatan pukulan di tentukan oleh ''bidikan lengan'', garis yang di bentuk dari pangkal lengan dan kepalan harus benar-benar mengarah ke titik sasaran. misalnya titik sasaran pada wajah adalah titk antara dua mata, mata, hidung, dagu, telinga, dan leher.

Bentuk titik sasaran yang ada disesuaikan dengan titik kena. Ujung kepalan tangan yang memiliki titik kena yang memanjang cocok digunakan untuk titik sasaran serupa, misalnya pada mata, hidung, pelipis, telinga dan rahang Untuk mencapai titik sasaran pada muka yang relatif lebih sulit, diperlukan latihan yang baik dan benar.

KAKI DAN TENDANGAN

Dalam Tarung Derajat dikenal lima jenis tendangan, yaitu:

- Tendangan lurus;

- Tendangan samping;

- Tendangan belakang;

- Tendangan lingkar {dalam, luar dan belakang};

- Tandangan kait {depan dan belakang}

Masing-masing tendangan memiliki karakteristik yang berlainan, dari segi gerak maupun efeknya.

Dalam melakukan teknik tendangan, terdapat empat gerakan utama, yaitu:

- Mengangkat lutut;

- Meluruskan kaki;

- Menarik kaki; dan

- Kembali ke posisi awal.

Masing-masing gerakan memiliki efek masing-masing yang akan menentukan evektifitas tendangan.



Dengan uraian gerakkan mengangkat lutut adalah gerakan membidik titik sasaran. Garis lurus yg terbentuk dari pangkal paha ke lutut akan menunjuk ke arah titik sasaran yang diincar. Gerakan mengayun saat mengangkat lutut memberikan kekuatan [power] awal tendangan yang bersenyawa dengan gerakan berikutnya. Gerakan mengangkat lutut yang baik manakala paha dan betis dalam keadaan rapat. Gerakan meluruskan kaki adalah gerakan yang akan memberi efek lecutan saat titik kena menyentuh titik sasaran.

Efektifitas dari tendangan merupakan senyawa dari kekuatan [ayunan], kecepatan [lecutan], dan ketepatan [ke titik sasaran]. Dua gerakan terakhir, menarik kaki dan kembali pada posisi siaga di lakukan untuk melakukan serangan susulan atau antisipasi gerakan lawan. Seperti telah di sebutkan di atas, karena ketepatan tendangan di tentukan oleh ''bidikan lutut'', garis yang di bentuk dari pangkal paha dan lutut harus benar-benar mengarah ke titik sasaran. misalnya titik sasaran pada wajah adalah titk antara dua mata, mata, hidung, dagu, telinga, dan leher.

Bentuk titik sasaran yang ada disesuaikan dengan titik kena. Punggung kaki yang memiliki titik kena yang memanjang cocok digunakan untuk titik sasaran serupa, misalnya pada telinga dan rahang Untuk mencapai titik sasaran pada muka yang relatif lebih sulit, diperlukan latihan yang baik dan benar.

lakukan latihan dibawah pengawasan intruktur/pelatih untuk menghindari cedera otot


Bagikan9
Diposkan oleh Indra bastian di Jumat, April 09, 2010

Drs. H. Achmad Dradjat Menciptakan Beladiri Praktis dan Efektif

Jumat, April 16, 2010

Drs. H. Achmad Dradjat
Menciptakan Beladiri Praktis dan Efektif

Badan tegap, padat, berotot kekar ternyata tidak hanya dimiliki oleh atlet olahraga binaraga atau body building, ini juga hampir terlihat pada semua penekun olahraga beladiri Tarung Derajat. Bentuk latihan beladiri yang telah berhasil diciptakannya mampu membentuk fisik secara prima, badan kekar dan kuat untuk dididik menjadi insan beladiri yang berhati nurani lembut.

Berawal dari pengalaman yang tidak menyenangkan dan perjuangan hidup yang keras, AA Boxer panggilan akrab dari Drs. Achmad Drajat selalu mencoba untuk mempertahankan diri dari segala bentuk perkelahian yang kerap dialaminya pada masa muda dahulu.
Memang menurutnya pada tahun 1960 an, di lingkungan tempat tinggalnya, AA Boxer sering mendapat tekanan-tekanan yang pada akhirnya terjadi bentrokan secara fisik. Tempat tinggalnya yang terbilang rawan pada masa itu, selalu menjadi tempat perkelahian antar kelompok, bahkan dirinya menjadi ikut terlibat, bukan AA Boxer yang memulai, tetapi timbul dari keadaan yang terpaksa.
Begitu pula ketika bermain bola, kepiawaainnya memainkan kulit bundar di lapangan hijau acapkali membawa kesebelasannya keluar sebagai juara. Rupanya, ada beberapa orang yang tidak suka dengan kemahirannya, sehingga dirinya sering mendapat tekanan dan permainan kasar dari lawan dan akhirnya berbuntut pada perkelahian. Memang diakui tubuh fisiknya yang kecil selalu mendapat perlakuan tidak wajar dari lawannya yang bertubuh besar dan selalu berakhir dengan kekalahan.
Pengalaman hidup yang selalu tidak menyenangkan ini telah membekas pada dirinya. "Dari bosan kalah itulah timbul niat untuk menciptakan beladiri", kata ayah dari dua anak ini. Akhirnya ia mencoba menciptakan teknik-teknik beladiri yang praktis untuk dapat mengangkat kembali kehormatan dirinya agar tidak selalu menjadi bulan-bulanan lawannya yang bertubuh besar. Setelah ditelaah ternyata dalam perkelahian yang selalu dialaminya, ia menemukan 4 unsur gerakan, yaitu memukul, menendang, menangkis/mengelak dan membanting. Dalam benaknya timbul, "Kalau ingin menang dalam berkelahi harus mempunyai cara untuk memukul, menendang, menangkis/mengelak, dan membanting sendiri yang tidak dimiliki oleh orang lain". Dari sini diproses, karena pada dasarnya tangan dapat digerakkan secara alamiah sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya. Semangat dan ketekunan telah membentuk dirinya menjadi mahir untuk membela diri. Kematangan dalam beladiri semakin bertambah tatkala ada orang yang dengan sengaja ingin mencoba dan mengajak beradu fisik. Bahkan memberanikan diri untuk melindungi orang yang merasa tertindas atau disakiti oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Namanya mulai dikenal sebagai sosok pembela orang yang lemah. Sejak itu, beberapa pemuda berdatangan ingin mempelajari ilmu beladiri yang dimilikinya. Pada saat inilah panggilan dan julukan AA BOXER mulai melekat pada dirinya. Awalnya, AA Boxer tidak berkeinginan untuk mengajari orang untuk beladiri. Ia menciptakan beladiri hanya untuk dirinya sendiri dan tidak mempunyai jurus/gerakan yang baku, tetapi karena beberapa orang tetap memaksa untuk diajarkan beladiri, mulailah mereka diberikan pelajaran ilmu beladiri hasil jerih payahnya. Ini terjadi pada tahun 1968 yang pada saat itu, AA Boxer baru berusia 18 tahun.
Dari beberapa orang, kemudian menyebar dan tumbuh cukup pesat, seperti bola es yang menggelinding makin lama makin besar. Timbul pemikiran untuk membentuk suatu wadah perkumpulan yang mempunyai nama, lahirlah beladiri itu secara ilmiah dari nama panggilan sehari-hari, AA BOXER. Tepatnya tahun 1972, beladiri yang diciptakannya kini sudah memiliki nama. Perjalanan mengajar dan melatih, tumbuh berkembang sampai timbul permintaan untuk mengajar di daerah lain. Renungan dari pengalaman hidup yang diderita dan dijalaninya dengan penuh kesabaran dan tawakal telah menjadikan dirinya tegar dan menumbuhkan rasa percaya diri serta menanamkan keyakinan yang semakin mantap. Perlahan-lahan ditata dan ditinjau kembali teknik dan gerakan yang sudah diciptakan, sehingga kian hari beladiri yang lahir secara alamiah ini mulai menemukan bentuknya. Teknik-teknik yang diyakininya sudah baik mulai dibakukan. Konsepnya untuk menciptakan beladiri yang praktis dan efektif sudah semakin nampak jelas. Semuanya diilhami dari 4 unsur gerakan perkelahian, yaitu memukul, menendang, menangkis/mengelak, dan membanting. Menurutnya, sudah kodrat-Nya gerakan-gerakan fisik tersebut ada pada setiap insan manusia yang mutlak bukan milik dari suatu aliran ilmu beladiri lain.
Kedewasaannya yang ikut terbina dengan baik telah menbentuk dirinya untuk selalu berfikir positif, nama perkumpulan beladiri AA Boxer terkesan berbau asing dan juga seakan bertentangan dengan idealisme bangsa Indonesia. Menurutnya, beladiri yang telah diciptakan lahir di bumi Indonesia, karena itu nama perkumpulan beladirinyapun harus berasal dari bahasa Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan keinginannya untuk mendaftarkan olahraga beladiri ini masuk menjadi anggota KONI. Akhirnya berubahlah nama perkumpulan beladirinya menjadi TARUNG DRAJAT. Ini diambil dari kata TARUNG yang artinya perkelahian, perjuangan untuk membela diri, sedangkan kata DRAJAT diambil dari namanya Achmad Drajat. Jadi, arti TARUNG DRAJAT adalah cara berjuang mempertahankan diri ala Achmad Drajat.
Pengetahuan fisik dan batin yang juga ikut dipupuk merasa dirinya seolah berkesan dikultus dari namanya. "Kalau kita memakai nama langsung, kita seolah-olah memiliki suatu hal yang sombong atau takabur, jadi nanti akan ada suatu pengkultusan, kita tidak mau dikultuskan oleh anggota", demikian ujarnya ketika menceritakan perubahan TARUNG DRAJAT menjadi TARUNG DERAJAT. Artinya pun berubah menjadi Berjuang mempertahankan diri untuk mencapai suatu tingkat atau kehormatan, karena DERAJAT itu sendiri mempunyai arti tingkat atau kehormatan.
Hasil usaha dan perjuangan yang sebelumnya tidak pernah disangka akan menjadi seperti ini akhirnya tumbuh dan berkembang. Apalagi setelah masuk menjadi anggota KONI pada tahun 1998. Ditunjang oleh semangat dari murid-muridnya, Keluarga Olahraga Tarung Derajat atau yang lebih dikenal dengan KODRAT telah menyebar di 20 propinsi di Indonesia, dan juga sampai ke negara-negara lain khususnya Asia Tenggara.
Beladiri yang diciptakan ini memang murni hanya melatih beladiri secara fisik saja, tidak ada unsur lain. Gerakan teknik beladiri yang praktis dan efektif yang dikembangkan ini tidak pernah secara khusus untuk bisa beladiri dengan senjata. Walaupun demikian diajarkan juga cara untuk menghadapi lawan yang menggunakan senjata. "Apakah dapat dikatakan insan beladiri, jika ada orang yang membawa senjata yang bukan bagian dari tugasnya ?", begitulah prinsipnya, "Sebab insan beladiri adalah orang yang ingin menciptakan hidup tenang dan selamat" , tambahnya lagi.

Beladiri Alamiah
"Tarung Derajat murni hanya mengolah fisik saja !", tegasnya. Diakuinya, memang tidak ada unsur mistik yang digunakan untuk menambah kekuatan. Berlatih fisik secara rutin dengan suatu teknik yang sudah diramu dan disesuaikan dengan teknik beladiri ciptaannya, namun tidak bertujuan untuk membentuk badan seperti atlet binaraga. Berlatih fisik untuk beladiri berarti juga berlatih napas, dan ini terjadi secara alamiah, tidak ada latihan pernapasan secara khusus. Memang dianjurkan kepada para anggotanya untuk selalu menyempatkan diri berlatih fisik dan teknik setiap hari selama 1 sampai 2 jam. Karena menurutnya untuk membentuk fisik menjadi kuat, otot dan daging menjadi pejal memerlukan latihan yang keras, disiplin yang tinggi dan dilakukan terus-menerus, sehingga diharapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama, kekuatan dan percaya diri menjadi meningkat.
Kejadian pada masa perkelahian dahulu telah melahirkan teknik beladiri yang terbentuk secara alamiah. Gerakan tangan, kaki, dan juga anggota tubuh lainnya bersumber dari gerakan-gerakan yang biasa dan alamiah dilakukan oleh setiap orang, namun diasah lagi dengan kemasan teknik beladiri berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang pernah dialaminya. Hingga terbentuklah beladiri Tarung Derajat dengan teknik beladiri yang praktis dan efektif. "Yang namanya praktis adalah tidak neko-neko", tuturnya. Menurutnya lagi, tidak ada latihan untuk menahan napas, atau belajar agar menjadi kuat terhadap air raksa atau juga harus kuat terhadap pukulan besi, "Kalau orang lain bisa, harus kita akui", begitu komentarnya dengan tetap menghargai yang lain.
Setiap anggota Tarung Derajat sudah biasa terdidik secara keras, dengan porsi latihan yang keras, targetnya adalah untuk mencapai dan membentuk anggotanya mempunyai kelembutan hati nurani. Dengan menjadi petarung, perilaku hidup akan menjadi terkendali. "Tidak boleh anggota Tarung Derajat melakukan tindakan yang berlebihan, karena akan mendapat hukuman yang berat", tegasnya ketika mengakhiri pembicaraan. (PS & AIS)

Sumber : Majalah Duel Online

Bagikan
Diposkan oleh Indra bastian di Jumat, April 16, 2010

Sejarah Shaolin Kungfu Naga Putih

Berasal dari China Utara yang konon tahun 1930 bernama Shaolinshe Naga Hitam yang memiliki 8000an teknik yang mematikan. Perguruan tersebut sangat disegani dan ditakuti oleh kalangan aliran beladiri mana pun karena memiliki teknik yang telah teruji dan sangat mematikan. Bentuk mau pun pola jurus yang di miliki Perguruan Shaolinshe Naga Hitam merupakan jurus Shaolin Kungfu yang sudah langka, yaitu aliran utara dan selatan.

Perguruan ini disebarkan ke Indonesia oleh Bhiksu She Han Giok, salah satu dari delapan Pendekar Shaolin terhebat kala itu. Selain untuk berdagang, Beliau masuk juga menyebarkan beladiri China. Tahun 1960 Beliau sampai di Malang, Jawa Timur, dan memutuskan untuk menetap di sana, tepatnya di Vihara Buddha Malang.

Di tempat tersebut, Beliau mengajarkan ilmu beladiri yang dikuasainya kepada anak dan kerabat-kerabatnya. Sistem pelatihan pada saat itu masih menggunakan metode kuno khas Shaolin yang terkenal sangat berat sehingga hanya lima orang murid saja yang bisa bertahan dan sampai meraih gelar master pada tahun 1985. Salah satu muridnya yang berbakat dan berhasil adalah Master Gatut Swardana, atau yang akrab disapa dengan Mas Dana,

Pada tahun 1970, perguruan Shaolin Kungfu ini telah berganti nama menjadi Perguruan Kungfu Shaolinshe Naga Putih. Ini disebabkan karena kata “hitam” memiliki konotasi negatif di masyarakat dan kurang disukai sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan persepsi nagatif. Namun demikian, maksud dan tujuan kata “hitam” sesungguhnya untuk menunjukkan teknik dan jurus yang sangat ampuh dan sulit ditandingi.

Bhiksu She Han Giok sendiri cukup dikenal oleh para praktisi beladiri setempat kala itu. Pada tahun 1971, Bhiksu She Han Giok sering dikunjungi oleh beberapa guru besar dan master dari beladiri Karate Inkai, tae kwon do, Karate Lemkari, Karate Kyokushinkaikan, dan Shorinji Kempo untuk belajad dan memperdalam teknik beladiri Shaolinshe.

Tahun 1990, Perguruan Shaolinshe Naga Putih mulai dikembangkan sampai ke Jakarta oleh murid Bhiksu She Han Giok yang ketiga, yaitu Mas Dana. Cabang pertama perguruan ini, yaitu di Universitas Gunadharma. Kemudian dikembangkan lagi di beberapa perguruan tinggi di Jakarta, seperti UI, IISIP, Universitas Pancasila, Poiteknik UI, IKIP, dan AKIP. Perguruan ini juga telah diakui oleh PB Wushu Indonesia sebagai salah satu Beladiri China resmi di Indonesia. Atas dasar ini tanggal 28 Juli tahun 1990 dianggap sebagai kelahiran Perguruan Shaolinshe Naga Putih.Tahun 2001, Perguruan Wushu-Kungfu Naga Putih melakukan restrukturisasi kepengurusan organisasi dan mengembangkan formula bisnis pelatihan beladiri untuk Satuan Pengamanan (satpam) perkantoran dan perhotelan. Walhasil, cabang perguruan ini bertambah, yaitu 12 Hotel Menteng Group dan Bank Mandiri Pusat.

Tahun 2008, darah mudah masuk ke perguruan ini. Tongkat manajemen yang mulai stagnan kemudian diestafet ke pengurus baru. Namanya pun diganti menjadi Kungfu Shaolinshe Naga Putih.

Pengembangan Perguruan Kungfu Shaolinshe Naga Putih masih terus dilakukan untuk dapat menyehatkan masyarakat serta mengabdi kepada bangsa dan negara.

doonukuneke.wordpress.com

Kung Fu Itu Chuan Fa, Tangan Kosong

Di Indonesia, Kung Fu bukan hanya seni bela diri. Di sini, seni olah tubuh, emosi dan tenaga dalam ini identik dengan kemampuan dan kehebatan pendekar negeri China.

Namun, menurut The Seng Kauw (43), satu dari 16 pelatih Perguruan Internasional Shaolin Indonesia Makassar, kung fu adalah seni mengelola emosi. “Kungfu bukan bukan untuk menaklukan lawan dengan jurus-jurus,” katanya kepada Tribun saat ditemui di pedepokan sekaligus, Jl Timor, Makassar. Lokasi pelatihan kungfu ada di GTC Tanjung Bunga Makassar.

Sung Kuaw yang juga akrab disapa Hendrik Tedjo ini, lalu menceritakan filosofi seni bela diri Shaolin Kungfu yang seumur dengan kebudayaan adiluhung China daratan.

“Kung fu itu, bagaimana menaklukan diri sendiri dengan jalan sabar, cegah emosi, hilangkan rasa ambisi, buang rasa keserakahan, kebodohan dan kemiskinan,” kata pria kelahiran 2 September 1966 dan akrab disapa The Seng Kauw ini lahir dan besar di Kota Makassar.

Hendrik sendiri adalah alumnus Akademi Accupuncture dan Accupressure yang kini berprofesi selain sebagai pelatih Kung Fu. Di sela-sela “profesi” itu, dia juga dikenal sebagai ahli terapis pijat dan urut kesehatan.

Untuk Menemukan Diri Sendiri
Kalau kita mendalami Kung Fu, yang utama adalah disiplin diri secara lahiriah dan batiniah. Makan harus cukup, tidurpun demikian. Latihan setiap hari pada pukul 07.00 atau jangan lewat pukul 10.00. Kalau punya kesibukan, boleh dialihkan sekitar pukul 19.00 atau jangan lewat pukul 22.00.Sehabis latihan, sebaiknya minum minuman bergizi atau paling tidak teh hangat.

Untuk menjadi profesional, tidak boleh bosan latihan. Artinya tiada hari tanpa latihan. Tanda tingkatan yang ada dalam perguruan Shaolin Kungfu ada tiga. (lihat Tingkatan di Kungfu)

Seperti simbol kuno warga suku Tionghoa yang mengenal istilah Yin dan Yang. Dimana pada hakekatnya kehidupan manusia, walau dirinya telah putih bersih, pasti di dalamnya tetap ada bintik hitam, yang sebaliknya walau kehidupannya hitam pekah, pasti pula ada bintik putih di dalamnya. Karena yang mengetahui diri kita, adalah diri kita sendiri bersama Sang Maha Pencipta.

Sabuk coklat
Menandakan pemula sebagai simbol warna tanah. Perhatikan kondisi keberadaan tanah, walau dicangkul, dilinggis, dibuangi kotoran dan dikencingi, tanah tidak pernah beraksi karena sifat sabarnya. Akan tetapi jangan coba-coba, jika tanah marah, akan mengakibatkan bencana besar, longsor dan lainnya.

Sabuk Merah
Merah bukan hanya sebagai simbol berani, melainkan simbol terang seperti merahnya matahari, disaat matahari bersinar maka segala aktivitaspun lancar sehingga manusia dapat bahagia, makmur dan sentosa. Dan kalaupun ketiganya telah didapatkan dalam diri kita sendiri, jangan lupa berbagi kepada orang lain, paling tidak curahkan cinta kasih kepadanya, siapapun orangnya.

Sabuk hitam
Menandakan kematangan, kematangan bukan berarti tertinggi. Semakin tinggi ilmu pengetahuan yang dipelajari, semakin kita akan merasakan tidak ada apa-apanya diri kita. Seperti warna hitam yang gelap, sebagai simbol proses pencarian jati diri untuk tetap belajar dan belajar sampai mati, karena kalau ada gelap, pasti ada terang. (mda)

tribun-timur.com

Tips Beladiri Praktis

assalaamu’alaikum wr. wb.

Terinspirasi oleh jurnal yang ini, saya berinisiatif membagikan beberapa tips untuk mempertahankan diri yang insya Allah mudah untuk dipraktekkan siapa saja. Mudah-mudahan bermanfaat, dan semoga tips-tips ini bisa membantu kita menyelamatkan diri dari bahaya yang diakibatkan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab.

Ada beberapa prinsip yang harus kita ingat dalam bela diri praktis, antara lain :

* Tidak ada aturan. Ini bukan pertandingan persahabatan di gelanggang yang menjunjung tinggi sportifitas. Tidak ada aturan bagi siapa pun yang melibatkan diri di dalamnya. Penyerang Anda tidak akan pusing memikirkan aturan, dan Anda pun sebaiknya melupakan segala aturan.
* Anda tidak perlu memikirkan nasib lawan. Orang yang menyerang Anda tiba-tiba di jalan tidak akan memikirkan keselamatan Anda. Karena itu, saya sarankan Anda mengesampingkan semua aspek moralitas barang sejenak dan memprioritaskan keselamatan pribadi di atas segalanya. Lagi pula, tidak ada jaminan Anda hanya akan diserang oleh satu orang.
* Hindari bergumul. Bergulat gaya Royce Gracie di UFC dulu memang kelihatannya keren, tapi sebaiknya jangan digunakan. Akan menjadi masalah besar jika Anda bergumul dengan lawan secara rapat, sementara ia menyimpan sebilah pisau di saku celananya. Kalau ia sempat meraih saku, tamatlah sudah. Di samping itu, bergumul dengan satu orang akan sangat membahayakan jika lawan Anda banyak. Sementara Anda bergumul dengan yang satu, datanglah yang lain. Namanya juga penjahat, tentu tidak sportif!
* Jangan terintimidasi. Jangan terpengaruh dengan suaranya yang menggelegar, kata-katanya yang kotor, wajahnya yang jelek, atau tubuhnya yang penuh tato. Anda mesti ingat bahwa manusia yang merasa perlu mengintimidasi orang lain adalah manusia yang memiliki rasa takut dalam dirinya. Andaikan ia memiliki kekuatan besar, misalnya bisa meremukkan pohon beringin, maka ia tidak akan merasa perlu mengintimidasi lawan. Sekali sentil pun musuh melayang.
* Kondisikan diri. Jangan ada keraguan. Sadarlah bahwa tidak ada pilihan selain melawan. Jika Anda masih ragu-ragu untuk melawan, maka jangan lakukan! Lawanlah jika Anda memang yakin. Jika belum yakin, maka yakinkanlah diri terlebih dahulu!
* Bersiap untuk apa pun. Namanya juga penjahat, mereka sudah terbiasa hidup curang. Anda tidak boleh berpikir bahwa mereka akan datang dengan tangan kosong hanya karena Anda tidak punya senjata. Anda pun sebaiknya berpikir dengan cara mereka. Kalau tiba-tiba ada sebatang linggis melintang di dekat kaki, mengapa harus gengsi? Ambil dan manfaatkan!
* Sadar tempat. Jangan mau didesak. Jika tempat Anda berpijak itu ramai, jangan mau dipojokkan ke tempat sepi. Tidak ada salahnya berteriak minta tolong agar penjahat itu diringkus ramai-ramai. Perhatikan keadaan sekitar. Adakah yang bisa dimanfaatkan demi keselamatan pribadi? Jika Anda yakin bisa menaklukkan mereka jika satu lawan satu, tidak ada salahnya lari ke gang yang sempit. Kalau ada tempat gelap yang berbahaya namun Anda sudah hapal luar kepala, tidak ada salahnya lari ke sana dan membereskan lawan-lawan Anda. Seluruh alam bisa digunakan sebagai senjata. Jangan ragu mendorong lawan agar jatuh ke jurang!
* Titik-titik berbahaya. Anda tidak perlu berlelah-lelah mengadu otot dengan lawan. Kalau lawan banyak, maka Anda perlu menghemat tenaga. Seranglah daerah-daerah yang berbahaya saja. Mata, kemaluan dan lutut adalah tiga titik penting yang harus Anda ingat baik-baik. Satu serangan kuat ke salah satu dari tiga titik itu sudah bisa menjamin kemenangan.

Berikut ini adalah tips-tips bela diri praktis yang bisa saya bagi. Barangkali tips-tips di bawah ini terkesan kejam, tapi beginilah keadaan di jalanan yang sebenarnya.

* Pandangan. Mata tidak boleh terfokus pada satu bagian dari tubuh lawan. Mata harus bisa melihat seluruh tubuh lawan dengan bahu sebagai titik fokusnya (meskipun tetap tidak terfokus 100% pada bahu). Melihat bahu ada manfaatnya untuk menebak serangan lawan, karena biasanya bahu akan bergerak duluan sebelum menyerang, kecuali jika ia adalah ahli bela diri yang sangat terlatih. Jika mata Anda terfokus pada tangan, maka Anda tidak akan bisa mengawasi kakinya, demikian pula sebaliknya. Seluruh gerakan lawan harus bisa terlihat. Hal ini bisa dilatih, bahkan jika lawan berjumlah lebih dari satu orang.
* Wajah lawan. Ya, sebagian besar preman memang jelek. Tapi tidak usah melihat wajahnya, karena yang menyerang adalah tangan dan kakinya, bukan wajahnya. Berhentilah menatap wajahnya. Kalau ia mendekatkan wajahnya, maka segera ambil kesempatan untuk melukai matanya.
* Emosi. Jangan terlalu percaya pada mitos Dragon Ball. Manusia yang mengamuk tidak akan bertambah kuat. Serangannya pun akan semakin ngaco. Jika lawan hanya satu, ada baiknya memprovokasi lawan, misalnya dengan meludahi mukanya atau balas memaki. Tidak ada salahnya, ini cuma psy-war. Setelah emosinya terpancing, gerakannya akan menjadi serampangan dan susah terkendali.
* Anting dan telinga. Jika lawan mengenakan anting, apalagi yang ukurannya besar, maka bersyukurlah! Lawan semacam ini mudah dihadapi jika kita tahu caranya. Cukup dengan menarik anting-anting itu sampai putus, maka dijamin ia akan bersimbah darah dan kesakitan. Tidak akan fatal sampai melenyapkan nyawanya, tapi kemungkinan besar ia akan terlalu sakit untuk meneruskan pertarungan. Siapa suruh jadi penjahat? Oya, jika tidak ada anting, daun telinga juga bisa sobek jika ditarik dengan keras. Mengapa tidak?
* Dinding atau selokan. Jika di belakang Anda ada dinding atau selokan, ada baiknya memanfaatkannya untuk membenturkan kepala lawan atau melemparnya agar jatuh. Ketika dia menyerang, manfaatkan momentumnya!
* Lutut dan kemaluan. Gunakan tendangan hanya untuk menyerang dua titik ini saja. Jika Anda menendang terlalu tinggi, lawan akan mudah menangkisnya. Sebaliknya jika Anda menendang ke bagian yang rendah, biasanya preman yang tidak terlatih bela diri tidak akan sempat mempertahankan diri. Jika lawan melakukan tendangan tinggi, tangkislah dengan tangan sambil menyerang bagian kemaluan atau kakinya yang sedang berpijak di atas tanah.
* Atas-bawah. Mata di atas, lutut dan kemaluan di bawah. Lakukanlah serangan tipuan dengan berganti-ganti antara serangan atas dan bawah. Biasanya preman bukanlah ahli bela diri. Jika kita berpura-pura akan menyerang ke arah kepalanya, paling-paling ia akan menyiapkan double cover layaknya petinju. Nah, itulah saat yang tepat untuk menyerang lutut atau kemaluan! Demikian juga jika Anda melakukan serangan tipuan ke arah lutut, dan lawan menyambutnya dengan menurunkan kedua tangannya, Anda tidak perlu ragu untuk menyerang mata atau telinga lawan.
* Tulang kering. Jangan terlalu takut pada lawan yang suka menendang. Jika ia mengumbar tendangan, dekati sedikit dan benturkan tulang keringnya dengan otot lengan atau siku Anda. Kemungkinan besar dialah yang akan mengerang kesakitan.
* Jarak. Jika jarak Anda dengan lawan cukup rapat, maka tidak bijaksana untuk memaksakan memukul dan menendang. Gunakan serangan dengan siku dan lutut. Agak jauh sedikit boleh menggunakan pukulan, sedangkan jarak yang lebih jauh lagi mengharuskan Anda menggunakan teknik tendangan. Jarak yang cocok untuk tendangan jangan digunakan untuk menyerang dengan siku, demikian pula sebaliknya.
* Sesuaikan dengan situasi. Jangan berharap akan terjadi kondisi ideal. Andalah yang harus menyesuaikan diri dengan situasi, bukan situasi yang menyesuaikan diri dengan Anda. Lakukan apa yang Anda anggap perlu untuk menyelamatkan diri. Ingat, apa pun sah dalam rangka menyelamatkan diri. Apa pun!

Do what you have to do!

wassalaamu’alaikum wr. wb.

Selasa, 11 Mei 2010

Unit - Unit Bela Diri

Unit-unit Beladiri di UKM Pandekar
Saat ini UKM Pandekar menaungi 8 Unit Beladiri, antara Lain :
1. Pencak Silat
Unit ini merupakan unit beladiri yang pertama yang bergabung dengan UKM Pandekar pada tahun 1992. setelah vakum selama kurang lebih 3 tahun, cabang beladiri ini kembali aktif setelah bergabungnya Pencak Silat Tenaga Dasar ( PSTD ) Indonesia pada tahun 2001.
Jadwal Latihannya yaitu Senin, Rabu, dan Jumat pukul 16.00 WIB.

2. Karate
Unit ini Bergabung pada tahun 1994.
Aktifitas Latihan : Senin, Rabu, dan Jumat pukul 16.00 WIB.

3. Tarung Derajat ( Boxer )
Unit ini Bergabung pada tahun 1997.
Aktifitas Latihan : Selasa dan Kamis pukul 16.00 WIB.

4. Tae Kwon Do
Unit ini Bergabung pada tahun 1997.
Aktifitas Latihan : Selasa dan Kamis pukul 16.00 WIB.

5. Wushu
Unit ini Bergabung pada tahun 1999.
Aktifitas Latihan : Senin, Rabu, dan Jumat pukul 16.00 WIB.

6. Kempo
Unit ini Bergabung pada tahun 1999.
Aktifitas Latihan : Selasa dan Kamis pukul 16.00 WIB.

7. Tapak Suci Putera Muhammadiyah
Unit ini Bergabung pada tahun 2005.
Aktifitas Latihan : Selasa dan Kamis pukul 16.00 WIB.

8. Merpati Putih
Unit ini Bergabung pada tanggal 1 Mei 2006.
Aktifitas Latihan : Selasa dan Kamis pukul 16.00 WIB.

Senin, 10 Mei 2010

Gerak Reflek Beladiri

Bagi mereka penggemar bela diri apa pun juga, ada sedikit tips praktis sesuai pengalamanku dulu.

Biar gerakan/teknik/jurus bela diri yang kita latih masuk ke bawah sadar ato jadi gerak refleks yang otomatis keluar bila kita perlukan, caranya :

Kalo sedang latihan bersama dengan aba-aba dari instruktur, setiap instruktur selesai memberi aba-aba, lakukan dengan spontan gerakan/teknik/jurus seperti kalo kita terkejut. Kondisikan kita melakukannya dengan terkejut, dengan kekutan dan kecepatan penuh.

Insya Allah, akan jadi gerak refleks kita yang otomatis keluar saat kita tidak siap.

Selamat mencoba.

Post by Bagus Herwindro di 12:14 PM
Sumber: http://denmasbagus.blogspot.com/2007/06/tips-gerak-reflek-beladiri.html

Rahasia Dibalik Keajaiban Karate

Karateka pemegang sabuk hitam sering mendemonstrasikan kekuatan dan keahlian mereka dengan cara membelah dua tumpukan batu bata keras tanpa terluka sedikit pun. Seorang ahli karate dari Jepang bahkan pernah mengalahkan seekor banteng dewasa tanpa menggunakan senjata. Para karateka terlatih tampil bagaikan manusia-manusia super dengan kekuatan ajaib! Apakah mereka melibatkan daya magis? Ataukah atraksi mereka hanya tipuan belaka?
Seni bela diri yang dikenal dengan nama Karate-Do ini berasal dari pulau Okinawa, Jepang. Seni ini dikembangkan oleh Funakoshi Yoshitaka. Menurut Michael Feld, seorang karateka sabuk coklat yang juga memiliki gelar Ph.D di bidang fisika MIT (Massachusetts Institute of Technology), demonstrasi karate tersebut sama sekali tidak menggunakan tipuan semacam tipuan kamera dan komputer yang biasa dilakukan dalam pembuatan film. Seluruh gerakan karate yang tampak ajaib sesungguhnya hanya merupakan aplikasi prinsip-prinsip fisika.
Gerakan karateka merupakan paduan gerakan yang paling efisien sehingga hampir tidak dapat dimaksimalkan lebih jauh lagi. Nama Karate-Do berasal dari bahasa Jepang Kara, yang berarti kosong, Te (tangan), dan Do (metode/cara). Pengertian Karate-Do adalah metode bela diri menggunakan tangan kosong dengan menggunakan tubuh dan alam sekitar sebagai senjata.
Rahasia utama dalam gerakan bela diri ini adalah kecepatan gerakan serta ketepatan fokus serangan (sasaran). Semua teknik dalam Karate ditujukan untuk menghasilkan kecepatan dan kekuatan secara efisien. Sebelum memulai gerakan, karateka terbiasa untuk mengambil napas yang dalam, yang kemudian dikeluarkan lagi sambil berteriak keras “HAI-YAAA” saat melepaskan serangan.
Secara fisika, teriakan itu sebenarnya merupakan cara untuk melepaskan gaya yang sangat besar yang dihasilkan oleh otot-otot diafragma (otot yang mengatur gerakan paru-paru) yang berkontraksi sangat cepat. Dengan berteriak, gerakan yang dilakukan menjadi lebih efisien, terutama dalam melakukan pukulan.
Pukulan-pukulan yang dihasilkan oleh seorang pemula mencapai kecepatan 6 meter per detik, sedangkan seorang karateka sabuk hitam dapat mengeluarkan pukulan dengan kecepatan 14 meter per detik (lebih cepat dari kecepatan pelari tercepat). Kecepatan gerakan dan pukulan sangat penting dalam Karate.
Dalam karate, Joe Louis yang dikenal sebagai Greatest Karate Fighter of All Time, tahu bahwa besaran fisika yang sangat berperan adalah momentum. Momentum suatu benda yang sedang bergerak sama dengan massa benda itu dikalikan dengan kecepatannya. Benda yang bermassa lebih besar mempunyai momentum yang lebih besar dibandingkan dengan benda yang bermassa lebih kecil.
Sebuah truk yang bergerak dengan kecepatan 70 kilometer per jam mempunyai momentum lebih besar dari sebuah mobil taxi yang bergerak dengan kecepatan yang sama. Juga benda yang bergerak dengan kecepatan lebih tinggi mempunyai momentum lebih besar, misalnya truk yang bergerak dengan kecepatan 70 km/jam akan mempunyai momentum lebih besar dari truk yang sama yang bergerak dengan kecepatan 35 km/jam.
Untuk memecah balok kayu, beton, batu bata ataupun balok es, pukulan seorang karateka harus mampu memberikan tekanan yang lebih besar dari batas elastis (kelenturan) yang dapat ditoleransi oleh benda-benda tersebut. Batas elastis Gb4. Memecah beton tiap benda berbeda-beda.
Beton mempunyai batas elastis (maximum crushing) 400 kg per sentimeter kuadrat. Artinya jika beton itu dihantam dengan gaya setara dengan berat 400 kg, pada daerah seluas 1 sentimeter kuadrat maka beton itu akan pecah. Batas elastis tulang manusia mencapai 40 kali batas elastis batang beton sehingga lebih susah untuk dipatahkan (saat terjadi tumbukan yang patah adalah batang beton dan bukan tulang kaki atau tangan manusia yang memukulnya).
Selain itu, tangan dan kaki manusia dilengkapi pula dengan berbagai ligamen, tendon, otot, dan kulit yang dapat membantu mendispersikan gaya yang diterima ke seluruh tubuh (gaya menjadi tidak lagi terkonsentrasi) sehingga pada akhirnya dapat menyerap gaya sebesar 2000 kali gaya maksimum yang dapat diterima beton.
Tangan dan kaki karateka semakin kuat seiring dengan bertambahnya frekuensi latihan karena terjadi adaptasi dengan terbentuknya jaringan kalus (callus) yang dapat menyerap dan mendifusikan gaya yang diterima saat terjadi tumbukan (tangan dan kaki tidak terasa sakit sama sekali walaupun bertumbukan dengan balok padat yang keras).
Tangan dan kaki yang tidak terlatih sangat mudah terluka karena permukaan kulit masih terlalu halus. Dengan latihan yang serius Mikael Bigersson (Swedia) masuk Guinnes Book dengan memecahkan 21 balok beton berukuran 60 cm x 20 cm x 7 cm dengan menggunakan tangannya dalam waktu 1 menit pada tahun 2001 yang lalu (ck..ck… hebat amat….)
Jadi, semua keajaiban Karate ternyata dapat dipelajari menggunakan prinsip-prinsip fisika. Gerakan-gerakannya pun dapat ditingkatkan variasinya menggunakan berbagai strategi yang meminjam konsep dan hukum fisika. Tidak ada tipuan maupun sihir yang terlibat. Rahasianya hanya terletak pada perpaduan konsentrasi dan kesiapan mental dan fisik serta pengetahuan fisika yang baik.
Powered By Blogger

Cari Blog Ini