Senin, 08 November 2010

SEMANGAT BERBAGI ADA DI SINI

Telisik jejak sejarah UKM Pandekar telah banyak bercerita, mungkin tak sama di tempat lainnya. Berdiri di atas perbedaan antara ke Aku – an jawara bela diri. Berbeda, tapi bukan berarti berpisah. Beranjak dari kesamaan visi dan originalitas filosofi merekatkan sekat yang kalau dengan seksama dipikirkan terasa mustahil untuk terjadi. Bukan tanpa alasan, banyak bela diri serumpun yang ada saat ini saling mengklaim keterbaikan dan kelebihannya dibandingkan yang lain. Tak heran bela diri yang sama telah memiliki cabang yang begitu banyak. Apalagi beladiri yang jelas – jelas akar rumputnya berbeda, tentu akan susah duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi pada tikar yang sama.
Anda mungkin akan sedikit terperangah ketika melihat organisasi UKM Pandekar yang hari ini telah genap berusia 18 Tahun pada tanggal 9 Juli yang lalu masih eksis dengan keberagamannya. Guru di Pencak silat, Senpai di karate, Sabam di Taekwondo, Akang di Tarung Derajat, Lao tse di Wushu, dan sensei untuk kempo, mereka adalah sumur galian ilmu untuk calon jawara, tak peduli berbeda dogi dan baju latihan, berbeda istilah dalam gerakan, ataupun tata cara setiap kali latihan. Keberagaman yang mungkin saat ini sulit untuk ditemukan atau dipertemukan.
Temenung sejenak ketika melihat suasana latihan di sore hari. Berbagi tempat di kala latihan di gedung PKM. Sungguh hujan lebat ini benar – benar menjadi rahmat dan membatu memperlihatkan kepada dunia bahwa kami bersaudara. Lihat saja, ketiadaan gedung latihan, ataupun gedung olah raga seperti yang ada di universitas lainnya, tidak mampu mengikis kenyataan bahwa kami bersaudara. Lukisan kebersamaan itu lengkap sudah ketika sebahagian hall PKM digenangi air akibat atap yang bocor. Kesadaran yang luar biasa muncul dari rekan – rekan dari unit bela diri lainnya untuk menggeser barisan peserta latihan. Sikap ini dilakukan bukan karena alasan menghindari genangan hujan. Tapi, ingin memberi tempat kepada saudara – saudaranya dari unit bela diri lain untuk mendapatkan tempat yang lebih kering. Percayakah anda? Silakan saja lihat sendiri kalau tidak percaya.
Kekurangan telah mengajarkan banyak hal untuk berbagi. Walaupun demikian, tidak selamanya kekurangan akan membuat persaudaraan itu nyata. Bayangkan jika semua diantara kita kekurangan, tentu tidak akan ada yang akan sanggup untuk memberi. Bagaimana mungkin akan berbagi, sedangkan kita tidak memiliki. Justru kekayaanlah kunci dari saling berbagi, karena selayaknya berbagi dimiliki oleh orang – orang terbaik yang suka memberi. Nah, kekayaan hati ini lah yang membuat kekurangan atau pun kelebihan satu dan lain tidak bergitu terlihat. Karena ada kalanya kita yang memberi akan dibantu dan harus memberi ruang untuk yang lain menjadi orang – orang yang memberi pada giliran berikutnya. Kebahagiaan untuk memberi kelebihan yang kita miliki ataupun bersedia memberi ruang untuk orang lain menjadi dermawan berikutnya, inilah siklus saling memberi dan orientasi untuk memberi, siklus panjang persaudaraan yang harus tetap dijaga. Mudah – mudahan keutuhan yang sudah sulit terlihat ini tetap ada dan dirindukan oleh mereka yang jauh disana. Atau mungkin, tetap di junjung tinggi oleh mereka yang menjadi pemimpin pada zamannya.
Tentu, kita pahami bahwa rasa ini tidak muncul begitu saja. Banyak kisah yang bercerita bahwa hadangan gelombang pemisah atau turbulensi energi pemecah telah mencoba menghoyak se onggok persaudaraan ini. Arus erosi emosi tak terkendali dan kepentingan juga ikut mengikis tipis eksistensinya. Hanya kesadaran untuk berkontribusi nyata untuk organisasi dan nilai – nilai rasa memilikilah akan memodali semua itu tetap utuh. Walaupun demikian, jika orang – orang yang mengenal keberagaman tersebut tidak mengenal Zat yang menciptakan ujian dan cobaan tersebut, tentu kebersamaan akan menjadi hampa dan sia – sia. Karena untuk melakukan itu semua, butuh ke ikhlasan yang luar biasa besarnya. Hanya keikhlasan yang disertai keinginan beribadah seorang hamba yang akan mampu bertahan dari badai ujian itu. Ya, Semoga Allah masih mepertautkan kita dalam indah cinta-Nya. Meluruskan niat kita hingga bisa tetap bersama – sama tidak hanya di dunia ini saja. Mudah – mudahan sampai juga di surga – Nya. Amin…
Teruntuk saudara – saudara seperjuangan, bangkitlah wahai ruh yang telah lama tertidur. Berdirilah disamping ku, karena sebentar lagi badai ujian dan cobaan ini akan malas untuk bertemu dengan kita karena mereka telah lelah menguji dan mengikuti. Jangan takut terjatuh kawan, bahu ku cukup kuat untuk menopangmu, setidaknya mendengarkan keluh kesah mu. Semoga Allah merahmati mu….

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger

Cari Blog Ini